Al-Quran adalah
kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari awal
diturunkan hingga hari akhir (kiamat).
Al-Qur'an
merupakan kitab yang universal untuk seluruh manusia, bahkan untuk bangsa jin,
untuk memberikan kabar gembira dan peringatan kepada mereka. (periksa QS.
Al-Jin: 2)
FUNGSI
DITURUNKANNYA AL-QUR'AN
Al-Qur’an
diturunkan kepada manusia dengan memiliki fungsi yang amat banyak. Di antara
fungsi diturunkannya al-Qur'an adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Petunjuk (Hudan)
Alloh
SWT telah menurunkan al-Qur’ân sebagai petunjuk bagi manusia. Dengan al-Qur`ân
Alloh SWT membukakan hati yang tertutup, mata yang buta, dan telinga yang tuli.
Nabi
Adam As., memiliki ilmu yang begitu luhur, pangkat yang paling tinggi, sehingga
Malaikat diperintahkan oleh Alloh untuk bersujud kepadanya. Nabi Adam juga
telah diberikan oleh Alloh kebebasan untuk menggunakan segala fasilitas yang
ada di surga. Tetapi akhirnya, karena tergoda oleh rayuan iblis, maka dia dan
istrinya harus turun ke bumi.
Kisah
yang dapat kita baca didalam al-Quran tersebut, menjadi sebuah contoh bagi kita
bahwasnya kekayaan yang melimpah, pangkat yang tinggi, ilmu yang
luhur, tidak akan menjadikan iblis berhenti menggoda manusia supaya lupa
kepada Allah. Oleh karena itu kita harus mencari petunjuk.
Petunjuk
tersebut tidak lain adalah al-Qur'an. Allah Swt. berfirman :
الم *
ذااك الكتىب لا ريب ُ فيه ُ هدى للمتقين *
Artinya
: Demi Alif, Demi Laam, Demi Miim. Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan
padanya, sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa. (Q.S. Al-Baqoroh: 1-2).
Barangsiapa
mengikuti al-Qur’ân, maka Alloh SWT telah menjanjikan petunjuk dan keamanan,
sebaliknya orang yang berpaling darinya, maka akan tersesat dan celaka.
Alloh SWT berfirman, yang artinya:
"Turunlah
kamu berdua (Adam dan Iblis) dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi
musuh bagi sebagian yang lain. Maka, jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku,
lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan
celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta". [Q.S. Thoha/20:123-124]
2. Al Qur'an sebagai Ruh.
Di
dalam ayat yang lain Alloh menyebut al-Qur'an dengan ruh, dan salah satu makna
ruh di sini adalah segala yang menjadikan hati hidup penuh dengan makna.
Sebagaimana halnnya tubuh, jika di dalamnya ada ruh maka dia akan hidup dan
jika ruh keluar dari badan maka dia akan mati.
Alloh
berfirman, artinya:
“Dan
demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (wahyu/al-Qur'an) dengan perintah
Kami.Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (al-Qur'an) dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan al-Qur'an itu cahaya, yang
Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.
Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.،¨
(QS. Asy Syuro:52)
Al-Qur'an
adalah ruh bagi hati, dan ruh hati lebih khusus dari pada ruh badan. Alloh
menamainya dengan ruh karena dengan al-Qur'an hati menjadi hidup. Maka apabila
al-Qur'an telah bertemu dengan hati pasti dia akan hidup dan bercahaya. Dia
akan mengenal Robb (Tuhan) nya, menyembah Allah di atas dasar bashirah (ilmu),
takut kepada-Nya, bertakwa , mencintai-Nya, meninggikan serta mengagungkan-Nya.
Ini dikarenakan al-Qur'an merupakan ruh yang menggerakkkan hati sebagaimana ruh
(nyawa) yang menggerakkan badan.
Jika
nyawa masuk ke dalam badan maka dia akan menggerakkan badan itu serta
menjadikannya hidup. Demikian pula al-Qur'an, jika masuk ke dalam hati maka
akan menghidupkan serta menggerakkan hati untuk takut kepada Alloh serta
mencintai-Nya. Sebaliknya jika hati tidak dimasuki al-Qur'an maka akan mati,
sebagaimana badan yang tidak punya ruh.
Maka
di sini ada dua kehidupan dan dua kematian. Dua kematian adalah matinya jasmani
dan matinya hati sedang dua kehiduan adalah hidupnya jasmani dan hidupnya hati.
Hidupnya badan berlaku bagi mukmin dan kafir, orang takwa dan orang fasik,
bahkan seluruh manusia dan hewan tidak ada bedanya. Yang membedakan adalah
hidupnya hati, dan ini tidak didapati kecuali pada hamba Alloh yang mukmin dan
muttaqin. Adapun orang kafir dan binatang ternak maka mereka kehilangan
hidupnya hati, meskipun badan dan jasmani mereka hidup.
3. Al Qur'an sebagai Cahaya
Alloh
menamai al-Qur'an dengan Nur (cahaya), yaitu sesuatu yang menerangi jalan yang
terbentang di hadapan manusia sehingga tampak segala yang ada di hadapannya.
Apakah ada lobang, ataukah duri lalu menghindarinya, dan kelihatan pula jalan
yang selamat sehingga dia manempuh jalan itu.
Orang
yang tidak mempunyai cahaya maka dia berada di dalam kegelapan, tidak bisa
melihat lobang serta duri, tidak mengetahui adanya bahaya karena memang tidak
mampu untuk melihat.
Kita
semua tahu adanya cahaya yang mampu kita lihat, seperti cahaya matahari,
lampu,lentera dan cahaya yang lain. Dengan adanya cahaya inilah kita tahu
bagaimana sebaiknya berjalan di jalanan, di pasar, di rumah dan kita tahu
dengan cahaya itu apa yang perlu untuk kita jauhi dan waspadai.
Akan
tetapi cahaya al Qur'an adalah cahaya maknawi yang memperlihatkan kepada anda
apa yang bermanfaat bagi anda dalam urusan agama maupun dunia, menjelaskan
kepada anda yang hak dan yang batil, menunjukkan jalan menuju surga sehingga
anda menempuhnya berdasarkan cahaya dan bimbingan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala
.
Al-Qur'an
adalah nur maknawi yang dengannya anda dapat membedakan jalan yang terang dari
jalan yang gelap, membedakan jalan surga dari jalan neraka. Dengannya engkau
akan tahu mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya, engkau tahu kebaikan
dan keburukan. Maka al-Qur'an adalah cahaya semesta alam untuk menuju jalan
kesuksesan, kebahagiaan dan kemenangan di dunia dan di akhirat.
4. Al Qur'an sebagai Pembeda
Alloh
Ta'ala juga menyifati al Qur'an sebagai Furqon (pembeda);
Artinya
al-Qur'an membedakan antara yang haq dengan yang batil, antara yang lurus
dengan yang sesat, yang bermanfaaat dan yang berbahaya. Dia menyuruh kita semua
mengerjakan kebaikan dan melarang kita dari perbuatan buruk dan dia memperlihat
kan segala apa yang kita perlukan untuk urusan dunia dan akhirat, maka dia
adalah furqan dalam arti membedakan antara yang hak dengan yang batil.
5. Al Qur'an sebagai Obat Penawar
Alloh
Subhannahu Wa Ta'ala juga menyebut al-Qur'an ini sebagai syifa'(obat penawar),
Dia berfirman, yang artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Robbmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman.،¨ (QS.
Yunus:57)
Dia
merupakan obat bagi penyakit yang bersifat hakiki (yang menimpa badan) dan
penyakit yang sifatnya maknawi (yang menimpa hati). Merupakan obat bagi
penyakit badan, dengan cara membacakannya untuk orang yang sakit atau terkena
ain (hipnotis), kesurupan jin dan semisalnya.
Dengan
izin Alloh Subhannahu wa Ta'ala orang yang sakit akan menjadi sembuh jika
bacaan tersebut berasal dari hati seorang mukmin yang yakin kepada-Nya. Apabila
keyakinan yang kuat berkumpul antara orang yang membacakannya dengan yang di
bacakan untuknya, maka Allah akan memberikan kesembuhan bagi si sakit.
Al-Qur'an
juga merupakan obat bagi penyakit maknawi, seperti penyakit ragu-ragu (syak),
syubhat (kerancuan), kufur dan nifak. Penyakit-penyakit ini jauh lebih
berbahaya daripada penyakit badan.
Penyakit
hati lebih berbahaya daripada penyakit badan karena penyakit badan ujung
penghabisannya adalah mati, sedangkan mati itu pasti terjadi dan tidak mungkin
dapat ditolak. Penyakit hati jika dibiarkan terus menerus maka akan menyebabkan
matinya hati, rusak secara total sehingga si empunya hati menjadi seorang
kafir, condong kepada kaburukan, fasik. Dan tidak ada obat baginya selain
daripada al-Qur'an yang telah diturunkan oleh Alloh sebagai obat.
Alloh
Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya:
“Dan
Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian.،¨ (QS. Al
Israa':82)
Alloh
Subhannahu wa Ta'ala menjadikan al-Qur'an sebagai obat bagi orang mukmin dan
mengkhususkan itu untuk mereka karena hanya orang mukmin saja yang mampu
mengambil manfaat dan mengambil petunjuk dengan al-Qur'an itu, sehingga hilang
dari mereka segala was-was, keraguan dan syubhat dari dalam hati mereka.
Sedang
orang-orang munafik dan orang-orang kafir serta pelaku kemusyrikan maka mereka
tidak dapat mengambil faedah dari al Qur’an selagi mereka masih terus menerus
berada di atas kemusyrikan, kemunafikan dan kekufuran mereka. Kecuali jika mau
behenti dari semua itu dan bertobat kepada Alloh Subhannahu wa Ta'ala.
Semoga
Alloh Subhannahu Wa Ta'ala menjadikan kita semua sebagai ahli Al-Qur’an yang
senantiasa membaca, memahami dan mengamalkan isinya. Amin ya Robba ‘alamin.
ISI KANDUNGAN AL-QUR'AN
Di
dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terdapat kandungan.
Adapun
isi kandungan Al-Qu’an adalah sebagai berikut:
1.
Aqidah
Aqidah
adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang wajib diyakini
oleh setiap orang. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu
menanamkan keyakinan terhadap Alloh SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan
tidak beranak.
2.
Ibadah
Ibadah
adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan
ridho dari Alloh SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni
seperti mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat,
puasa di bulan sucir Rmadhon dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu
menjalankannya.
3.
Akhlak
Akhlak
adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau
tercela. Alloh SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain adalah untuk
memperbaiki akhlak manusia. Setiap manusia harus mengikuti apa yang
diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
4.
Hukum-Hukum
Hukum
yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang
beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesama manusia
yang terbukti bersalah.
5.
Tadzkir
Tadzkir
adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Alloh SWT
berupa siksa neraka. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang
yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surge.
6.
Sejarah atau Kisah
Sejarah
atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang
mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Alloh SWT serta ada juga yang mengalami
kebinasaan akibat tidak taat kepada Alloh SWT. Dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa
lalu atau dengan istilah lain ikibar.
7.
Dorongan Untuk Berpikir
Di
dalam al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan
pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya,
terutama mengenai alam semesta.
Salah
satu di antara surat-surat yang ada dalam Al-Qur’an, yaitu surat Al-Fatihah.
Surat
Al-Fatihah adalah surah yang diturunkan di Mekah (makkiyyah) dan terdiri
dari 7 ayat. Surat Al-Fatihah merupakan surat yang pertama-tama diturunkan
dengan lengkap di antara surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an. Surah ini
disebut Al-Fatihah (Pembukaan) karena dengan surat inilah dibuka dan dimulainya
Al-Qur’an. Surat Al-Fatihah juga dinamakan Ummul Qur'an (induk
Al-Quran) atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab) karena dia merupakan
induk dari semua isi Al-Quran.
Dinamakan
pula As Sab’ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang/السبع المثاني) karena jumlah ayatnya yang
tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam salat.
Surah
ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat.
Surat
Al-Fatihah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam. Persesuaian surat
Al-Fatihah dengan surat Al Baqoroh dan surat-surat sesudahnya ialah bahwa surat
Al Fatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al
Baqoroh dan surat-surat yang sesudahnya.
Inilah
surat Al-Fatihah dan terjemahannya:
Ayat
pembuka setiap surat dalam Al-Qur’an:
بسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
"Dengan Menyebut Nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang".)
Ayat
pertama dari surat Al-Fatihah:
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Segala
puji bagi Alloh, Tuhan semesta alam”
Ayat
ke dua dari surat Al-Fatihah:
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
"Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang”
Ayat
ke tiga dari surat Al-Fatihah:
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
"Yang
Menguasai Hari Pembalasan",
Ayat
ke empat dari surat Al-Fatihah:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
"Hanya
Engkau-lah yang kami sembah".
Ayat
ke lima dari surat Al-Fatihah:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
"Tunjukkanlah
kami jalan yang lurus”,
Ayat
ke enam dari surat Al-Fatihah:
صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
(yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka;
Ayat
ke tujuh dari surat Al-Fatihah:
غَيْرِ
الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
bukan
(jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar