Senin, 06 Juli 2015

AL-QUR’AN


Al-Quran adalah kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari awal diturunkan hingga hari akhir (kiamat).
Al-Qur'an merupakan kitab yang universal untuk seluruh manusia, bahkan untuk bangsa jin, untuk memberikan kabar gembira dan peringatan kepada mereka. (periksa QS. Al-Jin: 2)

FUNGSI DITURUNKANNYA AL-QUR'AN
Al-Qur’an diturunkan kepada manusia dengan memiliki fungsi yang amat banyak. Di antara fungsi diturunkannya al-Qur'an adalah sebagai berikut: 
       1. Sebagai Petunjuk (Hudan) 
Alloh SWT telah menurunkan al-Qur’ân sebagai petunjuk bagi manusia. Dengan al-Qur`ân Alloh SWT membukakan hati yang tertutup, mata yang buta, dan telinga yang tuli.
Nabi Adam As., memiliki ilmu yang begitu luhur, pangkat yang paling tinggi, sehingga Malaikat diperintahkan oleh Alloh untuk bersujud kepadanya. Nabi Adam juga telah diberikan oleh Alloh kebebasan untuk menggunakan segala fasilitas yang ada di surga. Tetapi akhirnya, karena tergoda oleh rayuan iblis, maka dia dan istrinya harus turun ke bumi.
Kisah yang dapat kita baca didalam al-Quran tersebut, menjadi sebuah contoh bagi kita bahwasnya kekayaan yang melimpah, pangkat yang tinggi, ilmu yang luhur, tidak akan menjadikan iblis berhenti menggoda manusia supaya lupa kepada Allah. Oleh karena itu kita harus mencari petunjuk.
Petunjuk tersebut tidak lain adalah al-Qur'an. Allah Swt. berfirman :
الم * ذااك الكتىب لا ريب ُ فيه ُ هدى للمتقين *
Artinya : Demi Alif, Demi Laam, Demi Miim. Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa. (Q.S. Al-Baqoroh: 1-2).
Barangsiapa mengikuti al-Qur’ân, maka Alloh SWT telah menjanjikan petunjuk dan keamanan, sebaliknya orang yang berpaling darinya, maka  akan tersesat dan celaka. Alloh SWT berfirman, yang artinya:
"Turunlah kamu berdua (Adam dan Iblis) dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka, jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". [Q.S. Thoha/20:123-124]
       2.  Al Qur'an sebagai Ruh. 
Di dalam ayat yang lain Alloh menyebut al-Qur'an dengan ruh, dan salah satu makna ruh di sini adalah segala yang menjadikan hati hidup penuh dengan makna. Sebagaimana halnnya tubuh, jika di dalamnya ada ruh maka dia akan hidup dan jika ruh keluar dari badan maka dia akan mati. 
Alloh berfirman, artinya:
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (wahyu/al-Qur'an) dengan perintah Kami.Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.،¨ (QS. Asy Syuro:52) 
Al-Qur'an adalah ruh bagi hati, dan ruh hati lebih khusus dari pada ruh badan. Alloh menamainya dengan ruh karena dengan al-Qur'an hati menjadi hidup. Maka apabila al-Qur'an telah bertemu dengan hati pasti dia akan hidup dan bercahaya. Dia akan mengenal Robb (Tuhan) nya, menyembah Allah di atas dasar bashirah (ilmu), takut kepada-Nya, bertakwa , mencintai-Nya, meninggikan serta mengagungkan-Nya. Ini dikarenakan al-Qur'an merupakan ruh yang menggerakkkan hati sebagaimana ruh (nyawa) yang menggerakkan badan. 
Jika nyawa masuk ke dalam badan maka dia akan menggerakkan badan itu serta menjadikannya hidup. Demikian pula al-Qur'an, jika masuk ke dalam hati maka akan menghidupkan serta menggerakkan hati untuk takut kepada Alloh serta mencintai-Nya. Sebaliknya jika hati tidak dimasuki al-Qur'an maka akan mati, sebagaimana badan yang tidak punya ruh. 

Maka di sini ada dua kehidupan dan dua kematian. Dua kematian adalah matinya jasmani dan matinya hati sedang dua kehiduan adalah hidupnya jasmani dan hidupnya hati. Hidupnya badan berlaku bagi mukmin dan kafir, orang takwa dan orang fasik, bahkan seluruh manusia dan hewan tidak ada bedanya. Yang membedakan adalah hidupnya hati, dan ini tidak didapati kecuali pada hamba Alloh yang mukmin dan muttaqin. Adapun orang kafir dan binatang ternak maka mereka kehilangan hidupnya hati, meskipun badan dan jasmani mereka hidup.
       3.   Al Qur'an sebagai Cahaya 
Alloh menamai al-Qur'an dengan Nur (cahaya), yaitu sesuatu yang menerangi jalan yang terbentang di hadapan manusia sehingga tampak segala yang ada di hadapannya. Apakah ada lobang, ataukah duri lalu menghindarinya, dan kelihatan pula jalan yang selamat sehingga dia manempuh jalan itu. 
Orang yang tidak mempunyai cahaya maka dia berada di dalam kegelapan, tidak bisa melihat lobang serta duri, tidak mengetahui adanya bahaya karena memang tidak mampu untuk melihat. 
Kita semua tahu adanya cahaya yang mampu kita lihat, seperti cahaya matahari, lampu,lentera dan cahaya yang lain. Dengan adanya cahaya inilah kita tahu bagaimana sebaiknya berjalan di jalanan, di pasar, di rumah dan kita tahu dengan cahaya itu apa yang perlu untuk kita jauhi dan waspadai. 
Akan tetapi cahaya al Qur'an adalah cahaya maknawi yang memperlihatkan kepada anda apa yang bermanfaat bagi anda dalam urusan agama maupun dunia, menjelaskan kepada anda yang hak dan yang batil, menunjukkan jalan menuju surga sehingga anda menempuhnya berdasarkan cahaya dan bimbingan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala . 
Al-Qur'an adalah nur maknawi yang dengannya anda dapat membedakan jalan yang terang dari jalan yang gelap, membedakan jalan surga dari jalan neraka. Dengannya engkau akan tahu mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya, engkau tahu kebaikan dan keburukan. Maka al-Qur'an adalah cahaya semesta alam untuk menuju jalan kesuksesan, kebahagiaan dan kemenangan di dunia dan di akhirat. 
       4. Al Qur'an sebagai Pembeda 
Alloh Ta'ala juga menyifati al Qur'an sebagai Furqon (pembeda); 
Artinya al-Qur'an membedakan antara yang haq dengan yang batil, antara yang lurus dengan yang sesat, yang bermanfaaat dan yang berbahaya. Dia menyuruh kita semua mengerjakan kebaikan dan melarang kita dari perbuatan buruk dan dia memperlihat kan segala apa yang kita perlukan untuk urusan dunia dan akhirat, maka dia adalah furqan dalam arti membedakan antara yang hak dengan yang batil. 

        5.  Al Qur'an sebagai Obat Penawar 
 Alloh Subhannahu Wa Ta'ala juga menyebut al-Qur'an ini sebagai syifa'(obat penawar), Dia  berfirman, yang artinya:  “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Robbmu dan  penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat  bagi orang-orang yang beriman.،¨ (QS. Yunus:57) 
Dia merupakan obat bagi penyakit yang bersifat hakiki (yang menimpa badan) dan penyakit yang sifatnya maknawi (yang menimpa hati). Merupakan obat bagi penyakit badan, dengan cara membacakannya untuk orang yang sakit atau terkena ain (hipnotis), kesurupan jin dan semisalnya. 
Dengan izin Alloh Subhannahu wa Ta'ala orang yang sakit akan menjadi sembuh jika bacaan tersebut berasal dari hati seorang mukmin yang yakin kepada-Nya. Apabila keyakinan yang kuat berkumpul antara orang yang membacakannya dengan yang di bacakan untuknya, maka Allah akan memberikan kesembuhan bagi si sakit. 
Al-Qur'an juga merupakan obat bagi penyakit maknawi, seperti penyakit ragu-ragu (syak), syubhat (kerancuan), kufur dan nifak. Penyakit-penyakit ini jauh lebih berbahaya daripada penyakit badan. 
Penyakit hati lebih berbahaya daripada penyakit badan karena penyakit badan ujung penghabisannya adalah mati, sedangkan mati itu pasti terjadi dan tidak mungkin dapat ditolak. Penyakit hati jika dibiarkan terus menerus maka akan menyebabkan matinya hati, rusak secara total sehingga si empunya hati menjadi seorang kafir, condong kepada kaburukan, fasik. Dan tidak ada obat baginya selain daripada al-Qur'an yang telah diturunkan oleh Alloh sebagai obat. 
Alloh Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya: 
“Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.،¨ (QS. Al Israa':82) 
Alloh Subhannahu wa Ta'ala menjadikan al-Qur'an sebagai obat bagi orang mukmin dan mengkhususkan itu untuk mereka karena hanya orang mukmin saja yang mampu mengambil manfaat dan mengambil petunjuk dengan al-Qur'an itu, sehingga hilang dari mereka segala was-was, keraguan dan syubhat dari dalam hati mereka. 
Sedang orang-orang munafik dan orang-orang kafir serta pelaku kemusyrikan maka mereka tidak dapat mengambil faedah dari al Qur’an selagi mereka masih terus menerus berada di atas kemusyrikan, kemunafikan dan kekufuran mereka. Kecuali jika mau behenti dari semua itu dan bertobat kepada Alloh Subhannahu wa Ta'ala. 
Semoga Alloh Subhannahu Wa Ta'ala menjadikan kita semua sebagai ahli Al-Qur’an yang senantiasa membaca, memahami dan mengamalkan isinya. Amin ya Robba ‘alamin.
        ISI KANDUNGAN AL-QUR'AN
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terdapat kandungan.
Adapun isi kandungan Al-Qu’an adalah sebagai berikut:
1. Aqidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang wajib diyakini oleh setiap orang. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Alloh SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak. 
2. Ibadah
Ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari Alloh SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan sucir Rmadhon dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
3. Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau tercela. Alloh SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
4. Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesama manusia yang terbukti bersalah.
5. Tadzkir
Tadzkir adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Alloh SWT berupa siksa neraka. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surge.
6. Sejarah atau Kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Alloh SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat kepada Alloh SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.
7. Dorongan Untuk Berpikir
Di dalam al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta.
Salah satu di antara surat-surat yang ada dalam Al-Qur’an, yaitu surat Al-Fatihah.

Surat Al-Fatihah adalah surah yang diturunkan di Mekah (makkiyyah) dan terdiri dari 7 ayat. Surat Al-Fatihah merupakan surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di antara surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an. Surah ini disebut Al-Fatihah (Pembukaan) karena dengan surat inilah dibuka dan dimulainya Al-Qur’an. Surat Al-Fatihah juga dinamakan Ummul Qur'an (induk Al-Quran) atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab) karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Quran.
Dinamakan pula As Sab’ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang/السبع المثاني) karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam salat.
Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat.
Surat Al-Fatihah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam. Persesuaian surat Al-Fatihah dengan surat Al Baqoroh dan surat-surat sesudahnya ialah bahwa surat Al Fatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqoroh dan surat-surat yang sesudahnya. 

Inilah surat Al-Fatihah dan terjemahannya:
Ayat pembuka setiap surat dalam Al-Qur’an:

بسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

"Dengan Menyebut Nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang".)

Ayat pertama dari surat Al-Fatihah:

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Segala puji bagi Alloh, Tuhan semesta alam”

Ayat ke dua dari surat Al-Fatihah:

الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
"Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”

Ayat ke tiga dari surat Al-Fatihah:

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
"Yang Menguasai Hari Pembalasan",

Ayat ke empat dari surat Al-Fatihah:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
"Hanya Engkau-lah yang kami sembah".

Ayat ke lima dari surat Al-Fatihah:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
"Tunjukkanlah kami jalan yang lurus”,

Ayat ke enam dari surat Al-Fatihah:
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ 
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka;

Ayat ke tujuh dari surat Al-Fatihah:
غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat".  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar