Rabu, 08 Juli 2015

LAFADZ NIAT BAGI YANG MENGELUARKAN DAN YANG MENERIMA ZAKAT

DO’A ATAU LAFADZ NIAT
BAGI YANG MENGELUARKAN ZAKAT FITRAH:

نويت ان اخرج زكاة الفطر عن نفسى فرضالله تعالى 

Artinya : "Saya berniat mengeluarkan zakat fitrah atas diri saya sendiri fardhu karena Alloh Ta'ala.


DO’A BAGI YANG MENERIMA ZAKAT FITRAH:
     
اجرك الله فيما اعطيت وبارك لك فيماابقىت وجعله لك  طهورا


Artinya : "Semoga Alloh memberi pahala atas apa yg telah kau berikan, menjadikannya penyuci (jiwa dan harta) untukmu, dan melimpahkan berkah terhadap harta yg tersisa.

Senin, 06 Juli 2015

AKHLAK (AKHLAK DALAM ISLAM)



A.   Pengertian Akhlak
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Pengertian secara sederhana tentang akhlak, bahwa akhlak adalah perangai atau tingkah laku yang terdapat dalam diri manusia.
Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Qolam ayat 4. Ayat tersebut dinilai sebagai konsiderans pengangkatan Nabi Muhammad saw sebagai Rasul.
Alloh berfirman: “wa-innaka la'alaa khuluqin 'adzhiim”.
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung” (QS Al-Qolam [68]: 4).

Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadis-hadis Nabi, dan salah satunya yang paling populer adalah sabda Rosululloh SAW yang artinya: "Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."(HR. Imam Malik).

Bertitik tolak dari pengertian bahasa di atas, yakni akhlak sebagai kelakuan, kita selanjutnya dapat berkata bahwa akhlak atau kelakuan manusia sangat beragam.

B.   Landasan berakhlak adalah bersumber dari:        
      1. Al-Qur’an
Akhlak Rasulullah adalah akhlak al-Qur’an. Rasulullah juga diibaratkan sebagai al-Qur’an yang yang dan berjalan. demikian para sahabat Nabi. Rasulullah pernah bersabda, jika hendak melihat akhlak Qur’ani lihatlah Umar, Abu Bakar…
     2. As-Sunnah
Mengikuti sunnah berarti mengikuti cara Rasulullah bersikap, bertindak, berpikir dan memutuskan.
Dalam Rukun Iman ada pengajaran akhlak, yaitu berakhlak dengan cara beriman kepada Allah, Rasululloh, kitab Suci, adanya hari kebangkitan dan beriman pada qodho dan qodar, yang menjadikan manusia berakhlak mulia. Demikian pula dalam Rukun Islam.
“Allah berfirman: Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (Al-Angkabut 29:45) 
Dalam rukun Islam yang terdiri dari syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji, di dalamnya ada nilai akhlak yang tinggi, baik kepada sesama makhluk maupun kepada Kholiqnya.

C. Pembagian Akhlak
Akhlak terbagi ke dalam 2 (dua) macam yaitu: 1. akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) atau disebut juga akhlaqul karimah (akhlak mulia); 2. akhlak tercela (akhlakul madzmumah).

1. Akhlak terpuji
Akhlak terpuji (akhlaqul mahmudah) adalah sikap sederhana dan lurus, sikap sedang, tidak berlebih-lebihan, baik perilaku, rendah hati, berilmu, beramal, jujur, tepati janji, amanah, istiqomah, berkemauan, berani, sabar, syukur, lemah lembut, berharap dan bercemas, takwa, malu, zuhud, tawakkal kepada Allah, pemaaf dan bertoleransi, kasih sayang, cinta kasih, adil, baik dan mulia, tafakkur pada ciptaan Alloh, disiplin, bersiaga dan berwaspada, menjaga lisan, adil dalam kata dan perbuatan, memelihara kebersihan, menimbang, apa adanya (qonaah) , bijaksana, melayani, tanggung jawab, penuh kehandalan, penuh arti, menjaga kedamaian, memelihara ketertiban, menjaga kebaikan, menolong tanpa pamrih, dermawan, ramah, akrab, luwes, wajar , gigih, rajin, benar, semangat, penyelesaian yang baik, menghargai orang lain, dll.

2. Akhlak tercela
Akhlak tercela adalah  sikap berlebihan, buruk perilaku, takabbur, bodoh  (jahil), malas, bohong (dusta). ingkar janji, khianat, Plinplan, lemah jiwa, penakut, putus asa, tidak bersyukur, kasar, ingkar, tidak tahu malu, serakah, sombong, dendam, kebencian, ghildzah (kasar), curang, buruk  dan hina, lalai, cuek, suka meremehkan, banyak bicara sia-sia, perbuatan tidak sesuai  ucapan, bermuka dua, sangka buruk, mengintai-intai, ghibah, adu domba, suka mencela, hasad, marah, judi dan mabuk, banyak senda gurau, egoistis, sogok menyogok, pungli, riya’, boros dan tabdzir, bakhil, aniaya, bangga diri, melampau batas, mengingat-ingat dan menyebut-nyebut pemberian, pengecut dan penakut, al-faudha (gegabah), dan lain-lain.

 D. Objek Akhlak
Dari segi objeknya, akhlak terbagi atas akhlak kepada Alloh (Kholik) dan akhlak kepada makhluk. Akhlak kepada makhluk terdiri atas akhlak kepada sesama manusia dan kepada selain manusia.

1. Akhlak kepada sesama manusia terdiri atas :
    a. Akhlak kepada Rosululloh SAW
Akhlak kepada Rosululloh, seperti mencintai Rasululloh secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.
    b. Akhlak kepada  diri sendiri
Sebagai contoh, sabar adalah perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah dari Allah. Syukur, adalah sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya; ‘tawadhu’ adalah rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, kepada orang tua, muda, baik kaya atau miskin. Sikap tawadhu’ lahir dari kesadaran akan hakikat dirinya sebagai manusia yang lemah dan serba terbatas yang tidak layak untuk bersikap sombong dan angkuh di muka bumi.
     c. Akhlak kepada keluarga dan kerabat
Akhlak kepada kedua orang tua, anak, suami, istri, sanak saudara, kerabat  yang berbeda agama,  keluarga, karib kerabat dan lain-lain. Misalnya: saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada ibu-bapak, mendidik anak-anak dengan kasih sayang, dan memelihara hubungan silaturahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal.
     d. Akhlak kepada tetangga dan masyarakat
Akhlak kepada tetangga, seperti saling mengunjungi, saling membantu di waktu senggang, lebih-lebih di waktu susah, saling memberi, saling menghormati dan saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.
Akhlak kepada masyarakat, seperti memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, saling menolong dalam melakukan kebajikan dan takwa, menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri untuk berbuat baik, dan mencegah diri dari melakukan perbuatan dosa.
Demikian juga dalam bersosial kepada sesama masyarakat seagama, berbeda agama, tetangga, kawan, dan lawan.
Bidang politik; akhlak pemimpin kepada rakyat, akhlak rakyat kepada pemimpin.
Bidang ekonomi; akhlak dalam berproduksi, distribusi, bertransaksi.
Bidang budaya: akhlak dalam bidang seni, ilmu pengetahuan, akhlak kepada guru dan lain sebagainya.
    e. Akhlak kepada makhluk selain manusia (lingkungan hidup)
Akhlak kepada bukan manusia (lingkungan hidup), seperti sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam, terutama hewani dan nabati, untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya, sayang pada sesama makhluk, dan menggali potensi alam seoptimal mungkin demi kemaslahatan manusia dan alam sekitarnya.

 E. Pembinaan Akhlak dalam kehidupan sehari-hari 
Islam membina penganutnya melalui rukun Iman dan Rukun Islam.
      1. Melalui pemahaman dan kesadaran akan apa yang terkandung  dalam rukun iman dan implementasinya dalam kehidupan.
      2. Melalui pengamalan terhadap rukun Islam dengan pemahaman dan kesadaran yang benar diikuti internalisasi nilai rukun Islam dalam kehidupan harian.
      3. Pembiasaan diri dengan nilai-nilai mulia dalam kehidupan sehari-hari akan tertanam kuat menjadi jati diri.
      4. Memperbanyak membaca al-Qur’an, menggali dan memahami maknanya untuk diamalkan.
      5. Memperbanyak membaca hadist-hadist Rasulullah saw. untuk mengisi akal pikiran, inspirasi bertindak dan berperilaku serta menjadi standar dalam berakhlak mulia.



AKHLAK (AKHLAK DALAM ISLAM)



A.   Pengertian Akhlak
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Pengertian secara sederhana tentang akhlak, bahwa akhlak adalah perangai atau tingkah laku yang terdapat dalam diri manusia.
Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Qolam ayat 4. Ayat tersebut dinilai sebagai konsiderans pengangkatan Nabi Muhammad saw sebagai Rasul.
Alloh berfirman: “wa-innaka la'alaa khuluqin 'adzhiim”.
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung” (QS Al-Qolam [68]: 4).

Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadis-hadis Nabi, dan salah satunya yang paling populer adalah sabda Rosululloh SAW yang artinya: "Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."(HR. Imam Malik).

Bertitik tolak dari pengertian bahasa di atas, yakni akhlak sebagai kelakuan, kita selanjutnya dapat berkata bahwa akhlak atau kelakuan manusia sangat beragam.

B.   Landasan berakhlak adalah bersumber dari:        
      1. Al-Qur’an
Akhlak Rasulullah adalah akhlak al-Qur’an. Rasulullah juga diibaratkan sebagai al-Qur’an yang yang dan berjalan. demikian para sahabat Nabi. Rasulullah pernah bersabda, jika hendak melihat akhlak Qur’ani lihatlah Umar, Abu Bakar…
     2. As-Sunnah
Mengikuti sunnah berarti mengikuti cara Rasulullah bersikap, bertindak, berpikir dan memutuskan.
Dalam Rukun Iman ada pengajaran akhlak, yaitu berakhlak dengan cara beriman kepada Allah, Rasululloh, kitab Suci, adanya hari kebangkitan dan beriman pada qodho dan qodar, yang menjadikan manusia berakhlak mulia. Demikian pula dalam Rukun Islam.
“Allah berfirman: Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (Al-Angkabut 29:45) 
Dalam rukun Islam yang terdiri dari syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji, di dalamnya ada nilai akhlak yang tinggi, baik kepada sesama makhluk maupun kepada Kholiqnya.

C. Pembagian Akhlak
Akhlak terbagi ke dalam 2 (dua) macam yaitu: 1. akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) atau disebut juga akhlaqul karimah (akhlak mulia); 2. akhlak tercela (akhlakul madzmumah).

1. Akhlak terpuji
Akhlak terpuji (akhlaqul mahmudah) adalah sikap sederhana dan lurus, sikap sedang, tidak berlebih-lebihan, baik perilaku, rendah hati, berilmu, beramal, jujur, tepati janji, amanah, istiqomah, berkemauan, berani, sabar, syukur, lemah lembut, berharap dan bercemas, takwa, malu, zuhud, tawakkal kepada Allah, pemaaf dan bertoleransi, kasih sayang, cinta kasih, adil, baik dan mulia, tafakkur pada ciptaan Alloh, disiplin, bersiaga dan berwaspada, menjaga lisan, adil dalam kata dan perbuatan, memelihara kebersihan, menimbang, apa adanya (qonaah) , bijaksana, melayani, tanggung jawab, penuh kehandalan, penuh arti, menjaga kedamaian, memelihara ketertiban, menjaga kebaikan, menolong tanpa pamrih, dermawan, ramah, akrab, luwes, wajar , gigih, rajin, benar, semangat, penyelesaian yang baik, menghargai orang lain, dll.

2. Akhlak tercela
Akhlak tercela adalah  sikap berlebihan, buruk perilaku, takabbur, bodoh  (jahil), malas, bohong (dusta). ingkar janji, khianat, Plinplan, lemah jiwa, penakut, putus asa, tidak bersyukur, kasar, ingkar, tidak tahu malu, serakah, sombong, dendam, kebencian, ghildzah (kasar), curang, buruk  dan hina, lalai, cuek, suka meremehkan, banyak bicara sia-sia, perbuatan tidak sesuai  ucapan, bermuka dua, sangka buruk, mengintai-intai, ghibah, adu domba, suka mencela, hasad, marah, judi dan mabuk, banyak senda gurau, egoistis, sogok menyogok, pungli, riya’, boros dan tabdzir, bakhil, aniaya, bangga diri, melampau batas, mengingat-ingat dan menyebut-nyebut pemberian, pengecut dan penakut, al-faudha (gegabah), dan lain-lain.

 D. Objek Akhlak
Dari segi objeknya, akhlak terbagi atas akhlak kepada Alloh (Kholik) dan akhlak kepada makhluk. Akhlak kepada makhluk terdiri atas akhlak kepada sesama manusia dan kepada selain manusia.

1. Akhlak kepada sesama manusia terdiri atas :
    a. Akhlak kepada Rosululloh SAW
Akhlak kepada Rosululloh, seperti mencintai Rasululloh secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.
    b. Akhlak kepada  diri sendiri
Sebagai contoh, sabar adalah perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah dari Allah. Syukur, adalah sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya; ‘tawadhu’ adalah rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, kepada orang tua, muda, baik kaya atau miskin. Sikap tawadhu’ lahir dari kesadaran akan hakikat dirinya sebagai manusia yang lemah dan serba terbatas yang tidak layak untuk bersikap sombong dan angkuh di muka bumi.
     c. Akhlak kepada keluarga dan kerabat
Akhlak kepada kedua orang tua, anak, suami, istri, sanak saudara, kerabat  yang berbeda agama,  keluarga, karib kerabat dan lain-lain. Misalnya: saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada ibu-bapak, mendidik anak-anak dengan kasih sayang, dan memelihara hubungan silaturahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal.
     d. Akhlak kepada tetangga dan masyarakat
Akhlak kepada tetangga, seperti saling mengunjungi, saling membantu di waktu senggang, lebih-lebih di waktu susah, saling memberi, saling menghormati dan saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.
Akhlak kepada masyarakat, seperti memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, saling menolong dalam melakukan kebajikan dan takwa, menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri untuk berbuat baik, dan mencegah diri dari melakukan perbuatan dosa.
Demikian juga dalam bersosial kepada sesama masyarakat seagama, berbeda agama, tetangga, kawan, dan lawan.
Bidang politik; akhlak pemimpin kepada rakyat, akhlak rakyat kepada pemimpin.
Bidang ekonomi; akhlak dalam berproduksi, distribusi, bertransaksi.
Bidang budaya: akhlak dalam bidang seni, ilmu pengetahuan, akhlak kepada guru dan lain sebagainya.
    e. Akhlak kepada makhluk selain manusia (lingkungan hidup)
Akhlak kepada bukan manusia (lingkungan hidup), seperti sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam, terutama hewani dan nabati, untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya, sayang pada sesama makhluk, dan menggali potensi alam seoptimal mungkin demi kemaslahatan manusia dan alam sekitarnya.

 E. Pembinaan Akhlak dalam kehidupan sehari-hari 
Islam membina penganutnya melalui rukun Iman dan Rukun Islam.
      1. Melalui pemahaman dan kesadaran akan apa yang terkandung  dalam rukun iman dan implementasinya dalam kehidupan.
      2. Melalui pengamalan terhadap rukun Islam dengan pemahaman dan kesadaran yang benar diikuti internalisasi nilai rukun Islam dalam kehidupan harian.
      3. Pembiasaan diri dengan nilai-nilai mulia dalam kehidupan sehari-hari akan tertanam kuat menjadi jati diri.
      4. Memperbanyak membaca al-Qur’an, menggali dan memahami maknanya untuk diamalkan.
      5. Memperbanyak membaca hadist-hadist Rasulullah saw. untuk mengisi akal pikiran, inspirasi bertindak dan berperilaku serta menjadi standar dalam berakhlak mulia.



ILMU TAUHID


MENGENAL ILMU TAUHID

Apakah ilmu tauhid itu? Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas pengokohan keyakinan-keyakinan agama Islam dengan dalil-dalil naqli maupun aqli yang pasti kebenarannya sehingga dapat menghilangkan semua keraguan, ilmu yang menyingkap kebatilan orang-orang kafir, kerancuan dan kedustaan mereka. Dengan ilmu tauhid ini, jiwa kita akan kokoh, dan hati pun akan tenang dengan iman. Dinamakan ilmu tauhid karena pembahasan terpenting di dalamnya adalah tentang tauhidullah (meng-Esakan Allah).

Definisi lain ilmu tauhid,  ilmu Tauhid yakni ilmu yang mempelajari dan membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan keimanan terutama yang menyangkut masalah ke-Maha Esa-an Alloh.

Hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim dan muslimah sampai ia betul-betul memiliki keyakinan dan kepuasan hati serta akal, bahwa ia berada di atas agama yang benar. Sedangkan mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu kifayah, artinya jika telah ada yang mengetahui, yang lain tidak berdosa. Allah swt berfirman:
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah. (47:19).

 Allah swt. berfirman:
أفَمَن يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ الأَلْبَابِ
“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar, sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.” (Ar-Ro’d: 19)

Bidang Pembahasan Ilmu Tauhid
Apa saja yang dibahas dalam ilmu Tauhid?
Ilmu tauhid membahas enam hal atau 6 perkara yang wajib diyakini, yang dikenal dengan rukun iman, yaitu:
1.    Keyakinan kepada ALLOH dan sifat-sifatNya baik sifat-sifat yang wajib, sifat-sifat yang mustahil dan juga sifat-sifat yang boleh.
2.    Keyakinan kepada para rasul dan sifat-sifatnya.
3.    Keyakinan kepada kitab-kitab yang pernah diturunkan oleh Allah seperti Al Quran, Zabur, Injil dan Taurat.
4.    Keyakinan kepada para malaikat.
5.    Keyakinan kepada akhirat yang meliputi Syurga dan Neraka serta perkara-perkara lain yang merangkumi perkara di alam ghaib.
6.    Keyakinan kepada Qodho dan Qodar ALLOH. 

Keyakinan Dengan Allah
Uraian tentang ketuhanan ini telah disusun oleh Imam Abu Hasan Al-Asyori dan dikenal sebagai "Tauhid Sifat 20". Dari sifat-sifat Alloh yang sempurna dan tak berhingga itu, yang wajib diketahui secara ringkas oleh setiap orang Islam yang sudah baligh dan berakal adalah :
·         20 sifat yang wajib (mesti ada ) pada Alloh 
·         20 sifat yang mustahil (tidak mungkin ada) pada Alloh 
·         1 sifat yang mubah / jaiz (boleh ada-boleh tidak) pada Alloh

Adapun sifat yang 20 yang mesti ada dan yang 20 mustahil pada Alloh itu adalah :
1.    Wujud : Alloh itu ada, mustahil Alloh tidak ada.
2.    Qidam : Alloh tidak berpermulaan ada-Nya. Mustahil Ia berpermulaan ada-Nya.
3.    Baqa : Alloh kekal selama-lamanya, mustahil Ia akan lenyap (habis)
4.    Mukhalafatuhu Lil Hawaditsi : Alloh berlainan dengan sekalian makhluk, mustahil Ia serupa dengan makhluk yang Ia ciptakan.
5.    Qiyamuhu Binafsihi : Alloh berdiri sendiri dan tidak memerlukan pertolongan pihak lain, mustahil memerlukan pertolongan pihak lain.
6.    Wahdaniah : Alloh Maha Esa, mustahil Ia banyak (berbilang).
7.    Qudrat : Alloh berkuasa, mustahil Ia lemah (dhaif)
8.    Iradah : Alloh menetapkan sesuatu menurut kehendak-Nya dan mustahil Ia dipaksa oleh kekuatan lain untuk melakukan sesuatu
9.    Ilmu : Alloh tahu seluruhnya, tahu yang telah dijadikan-Nya dan tahu yang akan dijadikan-Nya, mustahil Ia tidak tahu.
10. Hayat : Alloh hidup, mustahil ia mati.
11. Sama : Alloh mempunyai sifat sama, yaitu mendengar, mustahil Ia tuli.
12. Basyar : Alloh melihat, mustahil Ia buta
13. Kalam : Alloh berkata, mustahil Ia bisu.
14. Kaunuhu Qodiran : Alloh tetap selalu dalam keadaan berkuasa, mustahil Ia dalam keadaan lemah.
15. Kaunuhu Muridan : Alloh tetap selalu dalam keadaan menghendaki, mustahil Ia dalam keadaan tidak menghendaki
16. Kaunuhu 'Aliman : Alloh tetap selalu dalam keadaan tahu, mustahil Ia dalam keadaan tidak mengetahui
17. Kaunuhu Hayyan : Alloh tetap sealu keadaan hidup, mustahil Ia dalam keadaan mati.
18. Kaunuhu Sami'an : Alloh tetap dalam keadaan mendengar, mustahil Ia dalam keadaan tuli.
19. Kaunuhu Basyiran : Alloh dalam keadaan melihat, mustahil Ia dalam keadaan buta.
20. Kaunuhu Mutakalliman : Alloh tetap dalam keadaan berkata, mustahil Ia bisu.

Sifat yang boleh/mubah/jaiz pada Alloh adalah boleh membuat dan boleh pula tidak membuat sekalian pekerjaan. Tidak wajib bagi Alloh untuk menjadikan segala makhluk, dan tidak wajib pula untuk meniadakan segala makhluk. 

KEYAKINAN KEPADA MALAIKAT
Mengenal Malaikat
Wajib bagi setiap mukallaf mengenal malaikat-malaikat Allah secara tepat, mengenal nama-namanya yang wajib diketahui, mengenal sifat-sifatnya serta mengenal tugas-tugasnya. Pengenalan kita mesti dilandasi dengan ilmu yang memadai, dihayati, hingga terasa di hati kita betapa Maha Kuasa Allah serta betapa maha sempurna dan maha hebat pemerintahan Alloh terhadap manusia dan alam semesta ciptaanNya.

Malaikat adalah makhluk halus, tidak berwujud fisik seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda fisik. Dijadikan dari nur atau cahaya. Hakikat jasadnya, Alloh Maha Tahu. Dengan izin Allah mereka dapat menyerupakan dirinya menjadi seperti manusia dan lain-lain.
Malaikat tidak berjenis kelamin, tidak makan dan minum seperti manusia, tidak tidur, tidak pernah istirahat dari melaksanakan tugas-tugasnya, melainkan senantiasa taat setia kepada Alloh, tidak pernah berbuat dosa dan kesalahan walaupun sekecil-kecilnya.

Malaikat-malaikat yang wajib kita kenali ada 10, mereka itu adalah sebagai berikut:
1.    Malaikat Jibril , tugasnya adalah menyampaikan wahyu kepada nabi-nabi dan para rasul. Terutama kepada Baginda Rasulullah SAW. Kadang-kadang Malaikat Jibril itu datang menyerupai laki-laki yang gagah dan tampan dan ada kalanya para sahabat pun mendengar dan menyaksikan ia berdialog dengan Baginda.
2.    Malaikat Mikail , tugasnya dalam soal kesejahteraan manusia seperti mengantar hujan, mengantar angin, soal kesuburan tanah dan kesuburan-kesuburan lainnya.
3.    Malaikat Israfil , tugasnya dalam soal-soal yang berhubung kait dengan qiamat, seperti meniup sangkakala tanda qiamat, meniup sangkakala tanda manusia dibangkitkan di padang mahsyar dan lain-lain.
4.    Malaikat Izrail , tugasnya adalah mencabut nyawa dan membawa nyawa itu kemana mestinya.
5.    Malaikat Munkar dan
6.    Nakir , tugas kedua-duanya adalah menyoal manusia yang sudah mati di alam kubur. Datang dengan wajah yang seram dan menakutkan bagi orang-orang yang mati membawa dosa dan hati yang tidak selamat. Dan sebaliknya wajah yang mereka tampilkan akan sangat indah dan menyejukkan pada mereka yang matinya husnul khatimah
7.    Malaikat Rokib , tugasnya adalah menuliskan amalan baik manusia.
8.    Malaikat Atid , tugasnya adalah mencatat amalan jahat manusia. Kedua-dua malaikat rakib atid itu senantiasa mengiringi manusia dimana saja mereka berada dan kemana sana mereka pergi. Malaikat rakib atid itu merupakan sekelompok malaikat yang jumlahnya sebanding dengan jumlah manusia sepanjang zaman.
9.    Malaikat Malik , tugasnya adalah menjaga Neraka dengan penampilan yang sangat menakutkan dan mengerikan bagi para penghuni Neraka.
10.  Malaikat Ridwan , tugasnya adalah menjaga Syurga dengan penampilan yang sangat
     menyenangkan para penghuni Syurga.

KEYAKINAN KEPADA KITAB-KITAB SUCI
Kitab suci yang wajib diketahui dan diyakini ada 4, yaitu:
Kitab Suci Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa Alaihissalam. 
1.    Kitab Suci Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud Alaihissalam. 
2.    Kitab Suci Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa Alaihissalam 
3.    Kitab Suci Al Quran yang diturunkan kepada Baginda Rasulullah saw.
 4. Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa

Semua kitab suci itu dari Alloh dan isinya semuanya benar, tidak boleh ada sedikitpun keraguan terhadapnya. Hanya kitab Taurat dan Injil yang ada ditangan penganut-penganutnya sekarang ini yang tidak lagi menurut yang aslinya, sudah banyak diubah oleh pendeta-pendetanya dulu, sehingga tidak dapat lagi dipercaya isinya, demikian keyakinan ummat Islam.
Alloh menerangkan hal ini di dalam Al-Quran dengan firmanNya yang bermaksud:
Sebahagian orang-orang Yahudi mengubah-ubah kitab sucinya dari keadaan yang asli. (Annisa : 46).

KEYAKINAN DENGAN PARA ROSUL
Nabi dan rosul jumlahnya banyak sekali sampai 124,000 orang, dan rosul-rosul itu ada 313 atau 315 orang. Nabi yang pertama sekaligus merupakan manusia yang pertama yang Allah utus ke muka bumi adalah Nabi Adam. Nabi penutup, penghulu sekalian nabi dan para rasul adalah Baginda Rosulullah Muhammad SAW. Sesudah Baginda, tidak ada lagi nabi dan rasul. Baginda adalah rosul bungsu untuk ummat akhir zaman. Nabi-nabi dan rosul-rosul yang wajib diketahui adalah 25 orang, yaitu seperti yang tersebut di dalam Al Quran sebagai berikut:
1.    Nabi Adam Alaihissalam
2.    Nabi Idris Alaihissalam 
3.    Nabi Nuh Alaihissalam 
4.    Nabi Hud Alaihissalam 
5.    Nabi Shaleh Alaihissalam 
6.    Nabi Ibrahim Alaihissalam 
7.    Nabi Luth Alaihissalam 
8.    Nabi Ismail Alaihissalam 
9.    Nabi Ishaq Alaihissalam 
10. Nabi Yaqub Alaihissalam 
11. Nabi Yusuf Alaihissalam 
12. Nabi Ayub Alaihissalam 
13. Nabi Syuaib Alaihissalam 
14. Nabi Musa Alaihissalam 
15. Nabi Harun Alaihissalam 
16. Nabi Zulkifli Alaihissalam 
17. Nabi Daud Alaihissalam 
18. Nabi Sulaiman Alaihissalam 
19. Nabi Ilyas Alaihissalam 
20. Nabi Ilyasa Alaihissalam 
21. Nabi Yunus Alaihissalam 
22. Nabi Zakaria Alaihissalam 
23. Nabi Yahya Alaihissalam 
24. Nabi Isa Alaihissalam 
25. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Diantara mereka dipililih 5 rosul Ulul Azmi, karena kesabaran mereka yang luar biasa yaitu:
Rosululloh Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.
1.    Rosululloh Ibarahim Alaihissalam
2.    Rosululloh Musa Alaihissalaom
3.    Rosululloh Isa Alaihissalam
4.    Rosululloh Nuh Alaihissalam

Rosul-rosul itu adalah manusia pilihan Alloh. Mereka manusia seperti kita yang menerima wahyu dari Alloh dan memiliki sifat-sifat kerasulan. Ini yang membedakan para rosul dengan manusia biasa. Mereka memiliki sifat-sifat yang wajib bagi mereka yang wajib kita ketahui dan kita yakini. Selain itu ada sifat-sifat yang mustahil bagi mereka dan ada satu sifat yang harus (jaiz).

Sifat-sifat yang wajib bagi para rosul adalah sebagai berikut:
1.    Siddiq (benar), mustahil pendusta. 
2.    Amanah (dipercaya), mustahil khianat. 
3.    Tabligh (menyampaikan), mustahil menyembunyikan 
4.    Fathanah (bijak) mustahil dungu.

sedangkan sifat yang mustahi bagi para Rasul/Nabi yaitu ada 4 macam :
     1. Kizib    (Dusta)       
     2. Khianat  (Tidak dipercaya)
     3. Kitman   (Menyembunyikan)
     4. Baladah  (Bodoh)

Adapun sifat Jaiz bagi para Rosul/Nabi ada 1 macam yaitu :
1.    A’radhul Basyariyah (sifat-sifat sebagaimana manusia) ialah sifat-sifat kemanusiaan yang tidak merendahkan darjat kerasulannya. Umpamanya makan minum, tidur, kawin, bergaul dalam masyarakat, menjadi imam dalam solat, menjadi jenderal dalam peperangan dan lain-lain sebagainya. 

 KEYAKINAN KEPADA HARI AKHIRAT
Mengenal Akhirat
Berkaitan dengan hari Akhirat, ada beberapa perkara yang wajib kita ketahui dan yakini, sebagai berikut:
1.    Tentang Kematian : Setiap makhluk yang bernyawa pasti mati (Ali Imran : 185). Umur manusia sudah ada jangka waktunya yang telah Allah tetapkan. Apabila waktu yang sudah ditetapkan (ajal) bagi seseorang itu tiba maka pasti ia mati. Tidak ada seorangpun yang dapat melambatkan atau menyegerakan. Setiap manusia pasti mati sesuai dengan ajal yang telah Allah tetapkan.

2.    Alam Barzah : Diantara alam dunia dengan akhirat, adalah satu alam yang disebut alam barzah atau alam kubur. Ia adalah satu alam yang memisahkan antara alam dunia dengan alam akhirat. Di sini manusia yang sudah mati diberi ruh kembali, sehingga sadar dengan segala peristiwa yang berlaku di dalamnya.

3.    Yaumul Ba’ats : Setelah hari akhirat tiba, ketika tidak ada lagi seorang manusia pun yang hidup, maka waktu itu manusia dibangkitkan kembali (Al Haj : 6-7), kemudian dikumpulkan di padang mahsyar.

4.    Yaumul Hisab : Setelah itu ditimbang amal bakti manusia yang baik dan yang buruknya. Hari itu disebut hari hisab (yaumul hisab).

5.    Titian Siratul Mustaqim : Setiap manusia akan melalui titian siratul mustaqim yang dibentangkan di atas Neraka, kecuali segolongan orang-orang betaqwa yang dimasukkan ke dalam syurga tanpa hisab.

6.    Menerima Catatan Amal Baik dan Buruk : Orang-orang soleh, setelah ditimbang amalnya, mereka menerima buku catatan amal dari sebelah kanan, diberi gelar ashabul yamin, kemudian dimasukkan ke dalam Syurga. Adapun orang-orang yang berdosa, yang timbangan amal jahatnya lebih berat daripada amal baiknya, mereka menerima kitab catatan amal dari sebelah kiri, diberi gelar ashabussyimal, kemudian dimasukkan ke dalam Neraka.

7.    Tentang Neraka : Orang-orang mukmin yang berdosa, yang menerima catatan amal dari sebelah kiri, dimasukkan ke dalam Neraka, setelah itu diangkat, kemudian dimasukkan ke Syurga. Tetapi orang-orang kafir dan munafik, yang matinya tidak membawa iman, mereka kekal di dalam Neraka selama-lamanya.

8.    Tentang Syurga: Orang-orang bertakwa, tempat peristirahatannya di sana adalah Syurga, sesuatu yang terlalu hebat tiada tandingnya. Masya Allah, patah lidah untuk mengungkapnya. Tiada bahasa yang dapat menggambarkannya.Tiada mampu mata pena untuk menuliskannya.

Bagi orang bertaqwa, hadiahnya bidadari-bidadari yang cantik jelita. Bukan seorang tapi berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus orang. Nikmatnya tiada tolok ukurnya di dunia. Selain itu semua, orang-orang bertaqwa, dengan rahmat dan kasih sayang Alloh mereka dapat melihat Allah (Al Qiyamah : 23). Inilah nikmat yang maha besar dan tiada bandingnya di akhirat sana. Bukan Allah ada di sana, tapi waktu itu kita dapat merasakan indah dan nikmatnya pertemuan agung itu. Maha Besar dan Maha Suci Allah dari menyerupai makhluk.


KEYAKINAN KEPADA QODHO DAN QODAR

Pengertian Iman Kepada Qada dan Qadar
Menurut bahasa, Qodho memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan, kehendak,  pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qodho adalah
 ketetapan Allah sejak zaman azali sesuai dengan irodah (Kehendak)-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan arti qodar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam, qodar adalah perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan irodah-Nya.

 Allah Berfirman : Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telahmenciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
(QS .Al-Furqan ayat 2).Untuk memperjelas pengertian qadha dan qadar, berikut ini dikemkakan 

.Saat ini Abdurofi melanjutkan pelajarannya di SMK. Sebelum Abdurofi lahir, bahkansejak zaman azali Allah telah menetapkan, bahwa seorang anak bernama Abdurofi akanmelanjutkan pelajarannya di SMK. Ketetapan Allah di Zaman Azali disebut Qadha.Kenyataan bahwa saat terjadinya disebut qadar atau takdir. Dengan kata lain bahwa qadar adalah perwujudan dari qodho.




AL-QUR’AN


Al-Quran adalah kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari awal diturunkan hingga hari akhir (kiamat).
Al-Qur'an merupakan kitab yang universal untuk seluruh manusia, bahkan untuk bangsa jin, untuk memberikan kabar gembira dan peringatan kepada mereka. (periksa QS. Al-Jin: 2)

FUNGSI DITURUNKANNYA AL-QUR'AN
Al-Qur’an diturunkan kepada manusia dengan memiliki fungsi yang amat banyak. Di antara fungsi diturunkannya al-Qur'an adalah sebagai berikut: 
       1. Sebagai Petunjuk (Hudan) 
Alloh SWT telah menurunkan al-Qur’ân sebagai petunjuk bagi manusia. Dengan al-Qur`ân Alloh SWT membukakan hati yang tertutup, mata yang buta, dan telinga yang tuli.
Nabi Adam As., memiliki ilmu yang begitu luhur, pangkat yang paling tinggi, sehingga Malaikat diperintahkan oleh Alloh untuk bersujud kepadanya. Nabi Adam juga telah diberikan oleh Alloh kebebasan untuk menggunakan segala fasilitas yang ada di surga. Tetapi akhirnya, karena tergoda oleh rayuan iblis, maka dia dan istrinya harus turun ke bumi.
Kisah yang dapat kita baca didalam al-Quran tersebut, menjadi sebuah contoh bagi kita bahwasnya kekayaan yang melimpah, pangkat yang tinggi, ilmu yang luhur, tidak akan menjadikan iblis berhenti menggoda manusia supaya lupa kepada Allah. Oleh karena itu kita harus mencari petunjuk.
Petunjuk tersebut tidak lain adalah al-Qur'an. Allah Swt. berfirman :
الم * ذااك الكتىب لا ريب ُ فيه ُ هدى للمتقين *
Artinya : Demi Alif, Demi Laam, Demi Miim. Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa. (Q.S. Al-Baqoroh: 1-2).
Barangsiapa mengikuti al-Qur’ân, maka Alloh SWT telah menjanjikan petunjuk dan keamanan, sebaliknya orang yang berpaling darinya, maka  akan tersesat dan celaka. Alloh SWT berfirman, yang artinya:
"Turunlah kamu berdua (Adam dan Iblis) dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka, jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". [Q.S. Thoha/20:123-124]
       2.  Al Qur'an sebagai Ruh. 
Di dalam ayat yang lain Alloh menyebut al-Qur'an dengan ruh, dan salah satu makna ruh di sini adalah segala yang menjadikan hati hidup penuh dengan makna. Sebagaimana halnnya tubuh, jika di dalamnya ada ruh maka dia akan hidup dan jika ruh keluar dari badan maka dia akan mati. 
Alloh berfirman, artinya:
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (wahyu/al-Qur'an) dengan perintah Kami.Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.،¨ (QS. Asy Syuro:52) 
Al-Qur'an adalah ruh bagi hati, dan ruh hati lebih khusus dari pada ruh badan. Alloh menamainya dengan ruh karena dengan al-Qur'an hati menjadi hidup. Maka apabila al-Qur'an telah bertemu dengan hati pasti dia akan hidup dan bercahaya. Dia akan mengenal Robb (Tuhan) nya, menyembah Allah di atas dasar bashirah (ilmu), takut kepada-Nya, bertakwa , mencintai-Nya, meninggikan serta mengagungkan-Nya. Ini dikarenakan al-Qur'an merupakan ruh yang menggerakkkan hati sebagaimana ruh (nyawa) yang menggerakkan badan. 
Jika nyawa masuk ke dalam badan maka dia akan menggerakkan badan itu serta menjadikannya hidup. Demikian pula al-Qur'an, jika masuk ke dalam hati maka akan menghidupkan serta menggerakkan hati untuk takut kepada Alloh serta mencintai-Nya. Sebaliknya jika hati tidak dimasuki al-Qur'an maka akan mati, sebagaimana badan yang tidak punya ruh. 

Maka di sini ada dua kehidupan dan dua kematian. Dua kematian adalah matinya jasmani dan matinya hati sedang dua kehiduan adalah hidupnya jasmani dan hidupnya hati. Hidupnya badan berlaku bagi mukmin dan kafir, orang takwa dan orang fasik, bahkan seluruh manusia dan hewan tidak ada bedanya. Yang membedakan adalah hidupnya hati, dan ini tidak didapati kecuali pada hamba Alloh yang mukmin dan muttaqin. Adapun orang kafir dan binatang ternak maka mereka kehilangan hidupnya hati, meskipun badan dan jasmani mereka hidup.
       3.   Al Qur'an sebagai Cahaya 
Alloh menamai al-Qur'an dengan Nur (cahaya), yaitu sesuatu yang menerangi jalan yang terbentang di hadapan manusia sehingga tampak segala yang ada di hadapannya. Apakah ada lobang, ataukah duri lalu menghindarinya, dan kelihatan pula jalan yang selamat sehingga dia manempuh jalan itu. 
Orang yang tidak mempunyai cahaya maka dia berada di dalam kegelapan, tidak bisa melihat lobang serta duri, tidak mengetahui adanya bahaya karena memang tidak mampu untuk melihat. 
Kita semua tahu adanya cahaya yang mampu kita lihat, seperti cahaya matahari, lampu,lentera dan cahaya yang lain. Dengan adanya cahaya inilah kita tahu bagaimana sebaiknya berjalan di jalanan, di pasar, di rumah dan kita tahu dengan cahaya itu apa yang perlu untuk kita jauhi dan waspadai. 
Akan tetapi cahaya al Qur'an adalah cahaya maknawi yang memperlihatkan kepada anda apa yang bermanfaat bagi anda dalam urusan agama maupun dunia, menjelaskan kepada anda yang hak dan yang batil, menunjukkan jalan menuju surga sehingga anda menempuhnya berdasarkan cahaya dan bimbingan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala . 
Al-Qur'an adalah nur maknawi yang dengannya anda dapat membedakan jalan yang terang dari jalan yang gelap, membedakan jalan surga dari jalan neraka. Dengannya engkau akan tahu mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya, engkau tahu kebaikan dan keburukan. Maka al-Qur'an adalah cahaya semesta alam untuk menuju jalan kesuksesan, kebahagiaan dan kemenangan di dunia dan di akhirat. 
       4. Al Qur'an sebagai Pembeda 
Alloh Ta'ala juga menyifati al Qur'an sebagai Furqon (pembeda); 
Artinya al-Qur'an membedakan antara yang haq dengan yang batil, antara yang lurus dengan yang sesat, yang bermanfaaat dan yang berbahaya. Dia menyuruh kita semua mengerjakan kebaikan dan melarang kita dari perbuatan buruk dan dia memperlihat kan segala apa yang kita perlukan untuk urusan dunia dan akhirat, maka dia adalah furqan dalam arti membedakan antara yang hak dengan yang batil. 

        5.  Al Qur'an sebagai Obat Penawar 
 Alloh Subhannahu Wa Ta'ala juga menyebut al-Qur'an ini sebagai syifa'(obat penawar), Dia  berfirman, yang artinya:  “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Robbmu dan  penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat  bagi orang-orang yang beriman.،¨ (QS. Yunus:57) 
Dia merupakan obat bagi penyakit yang bersifat hakiki (yang menimpa badan) dan penyakit yang sifatnya maknawi (yang menimpa hati). Merupakan obat bagi penyakit badan, dengan cara membacakannya untuk orang yang sakit atau terkena ain (hipnotis), kesurupan jin dan semisalnya. 
Dengan izin Alloh Subhannahu wa Ta'ala orang yang sakit akan menjadi sembuh jika bacaan tersebut berasal dari hati seorang mukmin yang yakin kepada-Nya. Apabila keyakinan yang kuat berkumpul antara orang yang membacakannya dengan yang di bacakan untuknya, maka Allah akan memberikan kesembuhan bagi si sakit. 
Al-Qur'an juga merupakan obat bagi penyakit maknawi, seperti penyakit ragu-ragu (syak), syubhat (kerancuan), kufur dan nifak. Penyakit-penyakit ini jauh lebih berbahaya daripada penyakit badan. 
Penyakit hati lebih berbahaya daripada penyakit badan karena penyakit badan ujung penghabisannya adalah mati, sedangkan mati itu pasti terjadi dan tidak mungkin dapat ditolak. Penyakit hati jika dibiarkan terus menerus maka akan menyebabkan matinya hati, rusak secara total sehingga si empunya hati menjadi seorang kafir, condong kepada kaburukan, fasik. Dan tidak ada obat baginya selain daripada al-Qur'an yang telah diturunkan oleh Alloh sebagai obat. 
Alloh Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya: 
“Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.،¨ (QS. Al Israa':82) 
Alloh Subhannahu wa Ta'ala menjadikan al-Qur'an sebagai obat bagi orang mukmin dan mengkhususkan itu untuk mereka karena hanya orang mukmin saja yang mampu mengambil manfaat dan mengambil petunjuk dengan al-Qur'an itu, sehingga hilang dari mereka segala was-was, keraguan dan syubhat dari dalam hati mereka. 
Sedang orang-orang munafik dan orang-orang kafir serta pelaku kemusyrikan maka mereka tidak dapat mengambil faedah dari al Qur’an selagi mereka masih terus menerus berada di atas kemusyrikan, kemunafikan dan kekufuran mereka. Kecuali jika mau behenti dari semua itu dan bertobat kepada Alloh Subhannahu wa Ta'ala. 
Semoga Alloh Subhannahu Wa Ta'ala menjadikan kita semua sebagai ahli Al-Qur’an yang senantiasa membaca, memahami dan mengamalkan isinya. Amin ya Robba ‘alamin.
        ISI KANDUNGAN AL-QUR'AN
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terdapat kandungan.
Adapun isi kandungan Al-Qu’an adalah sebagai berikut:
1. Aqidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang wajib diyakini oleh setiap orang. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Alloh SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak. 
2. Ibadah
Ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari Alloh SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan sucir Rmadhon dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
3. Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau tercela. Alloh SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
4. Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesama manusia yang terbukti bersalah.
5. Tadzkir
Tadzkir adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Alloh SWT berupa siksa neraka. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surge.
6. Sejarah atau Kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Alloh SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat kepada Alloh SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.
7. Dorongan Untuk Berpikir
Di dalam al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta.
Salah satu di antara surat-surat yang ada dalam Al-Qur’an, yaitu surat Al-Fatihah.

Surat Al-Fatihah adalah surah yang diturunkan di Mekah (makkiyyah) dan terdiri dari 7 ayat. Surat Al-Fatihah merupakan surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di antara surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an. Surah ini disebut Al-Fatihah (Pembukaan) karena dengan surat inilah dibuka dan dimulainya Al-Qur’an. Surat Al-Fatihah juga dinamakan Ummul Qur'an (induk Al-Quran) atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab) karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Quran.
Dinamakan pula As Sab’ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang/السبع المثاني) karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam salat.
Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat.
Surat Al-Fatihah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam. Persesuaian surat Al-Fatihah dengan surat Al Baqoroh dan surat-surat sesudahnya ialah bahwa surat Al Fatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqoroh dan surat-surat yang sesudahnya. 

Inilah surat Al-Fatihah dan terjemahannya:
Ayat pembuka setiap surat dalam Al-Qur’an:

بسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

"Dengan Menyebut Nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang".)

Ayat pertama dari surat Al-Fatihah:

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Segala puji bagi Alloh, Tuhan semesta alam”

Ayat ke dua dari surat Al-Fatihah:

الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
"Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”

Ayat ke tiga dari surat Al-Fatihah:

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
"Yang Menguasai Hari Pembalasan",

Ayat ke empat dari surat Al-Fatihah:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
"Hanya Engkau-lah yang kami sembah".

Ayat ke lima dari surat Al-Fatihah:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
"Tunjukkanlah kami jalan yang lurus”,

Ayat ke enam dari surat Al-Fatihah:
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ 
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka;

Ayat ke tujuh dari surat Al-Fatihah:
غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat".