A. Pengertian
Akhlak
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti
atau kelakuan. Pengertian secara sederhana tentang akhlak, bahwa akhlak
adalah perangai atau tingkah laku yang terdapat dalam diri manusia.
Kata
akhlak walaupun terambil dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat,
perangai, kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti itu tidak ditemukan
dalam Al-Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu
khuluq yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Qolam ayat 4. Ayat tersebut
dinilai sebagai konsiderans pengangkatan Nabi Muhammad saw sebagai Rasul.
Alloh
berfirman: “wa-innaka la'alaa khuluqin 'adzhiim”.
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung” (QS Al-Qolam [68]: 4).
Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadis-hadis Nabi, dan salah satunya yang paling populer adalah sabda Rosululloh SAW yang artinya: "Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."(HR. Imam Malik).
Bertitik tolak dari pengertian bahasa di atas, yakni akhlak sebagai kelakuan, kita selanjutnya dapat berkata bahwa akhlak atau kelakuan manusia sangat beragam.
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung” (QS Al-Qolam [68]: 4).
Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadis-hadis Nabi, dan salah satunya yang paling populer adalah sabda Rosululloh SAW yang artinya: "Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."(HR. Imam Malik).
Bertitik tolak dari pengertian bahasa di atas, yakni akhlak sebagai kelakuan, kita selanjutnya dapat berkata bahwa akhlak atau kelakuan manusia sangat beragam.
B. Landasan
berakhlak adalah bersumber dari:
1. Al-Qur’an
Akhlak
Rasulullah adalah akhlak al-Qur’an. Rasulullah juga diibaratkan sebagai
al-Qur’an yang yang dan berjalan. demikian para sahabat Nabi. Rasulullah pernah
bersabda, jika hendak melihat akhlak Qur’ani lihatlah Umar, Abu Bakar…
2. As-Sunnah
Mengikuti
sunnah berarti mengikuti cara Rasulullah bersikap, bertindak, berpikir dan
memutuskan.
Dalam
Rukun Iman ada pengajaran akhlak, yaitu berakhlak dengan cara beriman kepada
Allah, Rasululloh, kitab Suci, adanya hari kebangkitan dan beriman pada qodho
dan qodar, yang menjadikan manusia berakhlak mulia. Demikian pula dalam Rukun
Islam.
“Allah
berfirman: Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan
keji dan mungkar.” (Al-Angkabut 29:45)
Dalam
rukun Islam yang terdiri dari syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji, di
dalamnya ada nilai akhlak yang tinggi, baik kepada sesama makhluk maupun kepada
Kholiqnya.
C. Pembagian Akhlak
Akhlak
terbagi ke dalam 2 (dua) macam yaitu: 1. akhlak terpuji (akhlakul mahmudah)
atau disebut juga akhlaqul karimah (akhlak mulia); 2. akhlak tercela (akhlakul
madzmumah).
1. Akhlak
terpuji
Akhlak
terpuji (akhlaqul mahmudah) adalah sikap sederhana dan lurus, sikap sedang,
tidak berlebih-lebihan, baik perilaku, rendah hati, berilmu, beramal, jujur,
tepati janji, amanah, istiqomah, berkemauan, berani, sabar, syukur, lemah
lembut, berharap dan bercemas, takwa, malu, zuhud, tawakkal kepada Allah,
pemaaf dan bertoleransi, kasih sayang, cinta kasih, adil, baik dan mulia,
tafakkur pada ciptaan Alloh, disiplin, bersiaga dan berwaspada, menjaga lisan,
adil dalam kata dan perbuatan, memelihara kebersihan, menimbang, apa adanya
(qonaah) , bijaksana, melayani, tanggung jawab, penuh kehandalan, penuh arti,
menjaga kedamaian, memelihara ketertiban, menjaga kebaikan, menolong tanpa
pamrih, dermawan, ramah, akrab, luwes, wajar , gigih, rajin, benar, semangat,
penyelesaian yang baik, menghargai orang lain, dll.
2. Akhlak tercela
Akhlak
tercela adalah sikap berlebihan, buruk perilaku, takabbur, bodoh
(jahil), malas, bohong (dusta). ingkar janji, khianat, Plinplan, lemah jiwa,
penakut, putus asa, tidak bersyukur, kasar, ingkar, tidak tahu malu, serakah,
sombong, dendam, kebencian, ghildzah (kasar), curang, buruk dan hina,
lalai, cuek, suka meremehkan, banyak bicara sia-sia, perbuatan tidak
sesuai ucapan, bermuka dua, sangka buruk, mengintai-intai, ghibah, adu
domba, suka mencela, hasad, marah, judi dan mabuk, banyak senda gurau,
egoistis, sogok menyogok, pungli, riya’, boros dan tabdzir, bakhil, aniaya,
bangga diri, melampau batas, mengingat-ingat dan menyebut-nyebut pemberian,
pengecut dan penakut, al-faudha (gegabah), dan lain-lain.
D. Objek Akhlak
Dari
segi objeknya, akhlak terbagi atas akhlak kepada Alloh (Kholik) dan akhlak
kepada makhluk. Akhlak kepada makhluk terdiri atas akhlak kepada sesama manusia
dan kepada selain manusia.
1. Akhlak kepada sesama manusia terdiri atas :
a. Akhlak kepada Rosululloh SAW
Akhlak
kepada Rosululloh, seperti mencintai Rasululloh secara tulus dengan mengikuti
semua sunnahnya.
b. Akhlak kepada diri sendiri
Sebagai
contoh, sabar adalah perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil
dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar
diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa
musibah dari Allah. Syukur, adalah sikap berterima kasih atas pemberian nikmat
Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya; ‘tawadhu’ adalah rendah hati, selalu
menghargai siapa saja yang dihadapinya, kepada orang tua, muda, baik kaya atau
miskin. Sikap tawadhu’ lahir dari kesadaran akan hakikat dirinya sebagai
manusia yang lemah dan serba terbatas yang tidak layak untuk bersikap sombong
dan angkuh di muka bumi.
c. Akhlak kepada keluarga dan kerabat
Akhlak
kepada kedua orang tua, anak, suami, istri, sanak saudara, kerabat yang
berbeda agama, keluarga, karib kerabat dan lain-lain. Misalnya: saling
membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan
kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada ibu-bapak, mendidik anak-anak
dengan kasih sayang, dan memelihara hubungan silaturahmi yang dibina orang tua
yang telah meninggal.
d. Akhlak kepada tetangga dan masyarakat
Akhlak
kepada tetangga, seperti saling mengunjungi, saling membantu di waktu senggang,
lebih-lebih di waktu susah, saling memberi, saling menghormati dan saling
menghindari pertengkaran dan permusuhan.
Akhlak
kepada masyarakat, seperti memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat, saling menolong dalam melakukan kebajikan dan takwa,
menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri untuk berbuat baik, dan
mencegah diri dari melakukan perbuatan dosa.
Demikian
juga dalam bersosial kepada sesama masyarakat seagama, berbeda agama,
tetangga, kawan, dan lawan.
Bidang
politik; akhlak pemimpin kepada rakyat, akhlak rakyat kepada pemimpin.
Bidang
ekonomi; akhlak dalam berproduksi, distribusi, bertransaksi.
Bidang
budaya: akhlak dalam bidang seni, ilmu pengetahuan, akhlak kepada guru dan
lain sebagainya.
e. Akhlak
kepada makhluk selain manusia (lingkungan hidup)
Akhlak
kepada bukan manusia (lingkungan hidup), seperti sadar dan memelihara
kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam, terutama hewani
dan nabati, untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya, sayang pada sesama
makhluk, dan menggali potensi alam seoptimal mungkin demi kemaslahatan manusia
dan alam sekitarnya.
E. Pembinaan Akhlak dalam kehidupan
sehari-hari
Islam
membina penganutnya melalui rukun Iman dan Rukun Islam.
1. Melalui
pemahaman dan kesadaran akan apa yang terkandung dalam rukun iman dan
implementasinya dalam kehidupan.
2. Melalui
pengamalan terhadap rukun Islam dengan pemahaman dan kesadaran yang benar
diikuti internalisasi nilai rukun Islam dalam kehidupan harian.
3. Pembiasaan
diri dengan nilai-nilai mulia dalam kehidupan sehari-hari akan tertanam kuat
menjadi jati diri.
4. Memperbanyak
membaca al-Qur’an, menggali dan memahami maknanya untuk diamalkan.
5. Memperbanyak
membaca hadist-hadist Rasulullah saw. untuk mengisi akal pikiran, inspirasi
bertindak dan berperilaku serta menjadi standar dalam berakhlak mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar